Definisi Teknik Industri dan Objek Kajiannya
Menurut The American Institute of Industrial Engineers/AIIE (1948)
definisi Teknik Industri yaitu sebagai berikut:
“Industrial Engineering is concerned with the design, improvement, and
installation of integrated system of men, materials, machines, it draws upon
specialized knowledge and skill in the mathematical, physical, and social
sciences together with the principles and methods of engineering analysis and
design to specify, predict, and evaluate the results to be obtained from such
system”.
Sesuai perkembangannya AIIE berubah nama menjadi The Institute of
Industrial Engineers (IIE) dan definisi Teknik Industri pada tahun 1984
mengalami perubahan menjadi sebagai berikut:
“Industrial Engineering is concerned with the design, improvement, and
installation of integrated system of people, materials, information, equipment,
and energy it draws upon specialized knowledge and skill in the mathematical,
physical, and social sciences together with the principles and methods of
engineering analysis and design to specify, predict, and evaluate the results
to be obtained from such system”.
Dari kedua definisi tersebut,
telah dituliskan bahwa Teknik Industri memiliki objek kajian yang tetap yaitu sistem
integral meskipun komponen yang ada di dalamnya mengalami perubahan mengikuti
perkembangan lingkungannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa objek dan ruang
lingkup yang menjadi kajian Teknik Industri bersifat dinamis yang selalu
diperlukan untuk memutakhirkan ilmu pengetahuan pendukungnya sesuai dengan
perubahan lingkungan tersebut, meskipun dilihat dari prinsip dasar keilmuannya
tidak mengalami perubahan.
Gambar 1 Sistem Integral Sebagai Objek Kajian Teknik Industri
Sumber: Senator Nur
Bahagia (2007)
Dilihat dari unsur penyusun
sistem integral yang menjadi objek kajian Teknik Industri memang mengalami
perubahan sesuai dengan kedua definisi di atas. Pada definisi yang dikeluarkan
oleh IEE bahwa unsur Man diperluas
menjadi People. Unsur Machine menjadi Equipment dan terdapat penambahan unsur Information dan Energy ke
dalam sistem integral. Namun, penambahan ini tidak mengubah esensi dari sistem
integral tersebut, yang berubah adalah ruang ingkup bidang kajiannya yang
menjadi semakin luas.
Sama halnya seperti bidang
kerekayasaan lain bahwa disiplin Teknik Industri diawali dari adanya kebutuhan
manusia (needs) atau masalah yang
sedang dihadapi (problems). Kemudian,
melalui proses perancangan (design),
instalasi (installation), perbaikan (improvement) akan dihasilkan output berupa nilai tambah (added value).
Gambar 2
Alur Kinerja Teknik Industri
Nilai tambah atau added value yang dihasilkan diukur bukan
berdasarkan benar atau salah bahkan bukan juga atas baik buruknya dan bukan juga dari kemanfaatannya semata
namun diukur berdasarkan atas nilai efisiensi (efficiency).
Gambar 3
Ukuran dalam Nilai Tambah dan Faktor yang Mencerminkannya
Efisiensi sebagai ukuran kinerja
sistem integral mencerminkan dua faktor utama yaitu faktor produktivitas dan
faktor ongkos. Faktor produktivitas merupakan ukuran yang bersifat teknikal dan
faktor ongkos merupakan ukuran yang bersifat ekonomis. Produktivitas
mencerminkan seberapa efektif sistem bekerja secara teknikal. Sistem dikatakan
lebih produktif jika dengan input
yang sama dapat menghasilkan output
yang lebih besar. Sedangkan ongkos mencerminkan semua pengeluaran karena adanya
suatu kegiatan. Untuk produktivitas yang sama jika dicapai dengan biaya yang
lebih rendah maka sistem dikatakan lebih efisien.
Dengan demikian seorang insinyur
Teknik Industri tidak hanya dituntut untuk memahami dan mampu menangani aspek
teknikal dan aspek ekonomi tetapi juga harus mampu untuk menjembatani dan
mengintegrasikan keduanya.
Pustaka
Bahagia, Senator Nur. 2007. Pengantar Teknik Industri. Institut Teknologi Bandung: Teknik Industri
Komentar
Posting Komentar